Konon,
bahwa arung Palakka sebelum meninggalkan tanah kelahirannya menuju ke
kerajaan Buton ia melakukan ikrar atau janci , beliau menghentakkan
kakinya setelah mengikatnya pada akar pohon beringin sebagai suatu
tanda ikrar dan nampaklah pada hentakan kaki itu di atas sebuah batu
dilereng gunung Cempalagi yang masih berada di pinggir laut. Bekas tapak
kaki Arung Palakka tersebut yang panjangnya kurang lebih 75 cm.
Di
bekas tapak inilah bila mana air laut surut maka bekas pijakan kaki
tersebut akan nampak dengan jelas. Dan ditapak itu menyerupai sebuah
wadah mengandung air tawar yang sesungguhnya harus asin karena berada di
bawah permukaan laut. Banyak orang yang berkunjung untuk mendapatkan
air suci itu yang dianggapnya sebagai air yang memiliki tuah. Kegiatan
seperti itu terjadi dari dulu dan masih berlangsung hingga kini. Dan
memang mujurlah seseorang bila mana bisa melihat dan mendapatkan air
pada tapak tersebut. Bila mana Anda ingin berkunjung ke daerah tersebut
anda harus mempersiapkan diri siap menunggu waktu agak lama untuk dapat
melihat situasi tersebut di atas, bahkan terkadang seharian kita
menunggu tak kunjung datang a ir surut. Sehingga apabila Anda mampu
melihatnya berarti Anda termasuk orang yang mujur. Di sekitar gunung itu
ada beberapa mulut gua yang di dalamnya penuh stalagtit dan stalagmit
yang tergolong indah dan bahkan menurut pengakuan masyarakat setempat
bahwa di adalam gua itu terdapat lorong panjang yang tembus dengan
tanjung Pallette yang berjarak 2 km. Gua inilah yang disebut Gua janci.
Selain itu di dalam gua itu terdapat sungai yang mengalir air tawar
yang airnya cukup dalam namun susah untuk ditempuh. Untuk mencapai
sungai itu kita harus berjalan merangkak. Hal ini merupakan sebuah
tantangan bagi petualang. Juga disinyalir bahwa di dalam sungai itu
hidup komunitas ikan Arwana.
sumber : http://www.telukbone.id/2012/11/misteri-tapak-kaki-arung-palakka.html#more
Tidak ada komentar:
Posting Komentar