Sabtu, 22 September 2012

Rossi Terus Kembangkan Ducati


AFP/GABRIEL BOUYS

KOMPAS.com 
- Tak lebih dari dua bulan lagi, Valentino Rossi akan segera meninggalkan Ducati untuk kembali bergabung dengan Yamaha. Meskipun demikian, "The Doctor" masih terus bekerja untuk mengembangkan Desmosedici, sehingga lebih kompetitif pada musim 2013.

Rossi ingin meninggalkan kenangan manis bagi tim yang bermarkas di Bologna tersebut. Karena itu, juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut tak keberatan untuk tetap memainkan peranan penting dalam pengembangan motor, yang kelak akan menjadi musuhnya.

Akhir pekan lalu di Sirkuit Misano, San Marino, Rossi sukses memberikan harapan baru kepada Ducati, yang memang sangat tidak kompetitif dalam dua musim terakhir. Menggunakan sasis baru dan lengan ayun baru, pebalap Italia ini berhasil mengantarkan Ducati naik podium nomor dua, yang menjadi hasil terbaiknya di lintasan kering sejak bergabung pada 2011.

Sehari berselang, Senin (17/9), Rossi melakukan uji coba lagi di sirkuit yang sama. Kali ini, pebalap berusia 33 tahun tersebut menggunakan sasis baru dengan geometri yang sama, tetapi memiliki kekakuan berbeda. Peraih sembilan gelar juara dunia grand prix ini juga mencoba lengan ayun baru, yang mana dia lebih terkesan dengan perubahan grip dan akselerasi.

Rossi, yang menyelesaikan 53 lap, mengatakan, "Kami mencoba sasis berbeda, yang memiliki kekakuan berbeda. Tetapi jujur, saya tidak terlalu suka. Memang ada beberapa perbaikan di beberapa bagian, tetapi kami juga memiliki sejumlah masalah di bagian lagi."

"Pada akhirnya, bukan perbaikan yang sesungguhnya, sehingga saya tidak berpikir kami akan menggunakannya lagi. Tetapi hal positif adalah, kami mencoba lengan ayun baru yang saya sangat suka, karena memberikanku daya cengkeram yang lebih, begitu pula dengan grip ban belakang saat akselerasi. Ini membantu motor menjadi lebih stabil saat keluar tikungan."

"Jadi dari dua hal itu, satunya bekerja. Saya pikir kami akan mulai menggunakan lengan ayun baru itu di Aragon, sehingga di sana kami akan melihat bagaimana potensi kami di trek yang lain."
Sumber :
MCN
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi Ebo

Rossi Persembahkan Hasil di Misano untuk Simoncelli



MISANO, KOMPAS.com - Valentino Rossi mempersembahkan podium "spesial" di Misano untuk orang yang namanya sekarang jadi nama sirkuit, Marco Simoncelli. Dalam balapan di sirkuit tersebut, Minggu (16/9/2012), Rossi tampil impresif sehingga finis di posisi kedua.
Rossi memang sangat dekat dengan Simoncelli, yang tewas dalam sebuah kecelakaan hebat di GP Malaysia pada 23 Oktober 2011. Sebagai penghormatan atas dirinya, nama pebalap berambut kribo itu diabadikan pada Sirkuit Misano, yang merupakan trek di tanah kelahiran Simoncelli.
Dalam lomba di Misano ini, Rossi tampil memukau karena sejak awal dia langsung melejit ke urutan kedua, meski start dari posisi keenam. Ini adalah hasil terbaik Rossi bersama Ducati dalam balapan di lintasan kering. Hasil ini juga menjadi spesial, karena jadi kado manis perpisahannya dengan Ducati di hadapan publik Italia, sebelum bergabung dengan Yamaha pada musim depan.
"Posisi kedua terasa spesial karena disaksikan banyak penonton," ujar Rossi. "Pertama karena di sini, di Misano, sangat dekat dengan kotaku, balapan di rumahku. Kedua karena sirkuit ini bernama Marco, sehingga saya ingin memberikan hasil ini kepadanya. Saya pikir dia telah membantuku."
Untuk balapan di San Marino ini, Ducati memberikan Rossi sasis baru dan lengan ayun baru. Hasilnya, Rossi berhasil menjadi runner-up, di belakang pebalap Yamaha yang kini makin kokoh di puncak klasemen, Jorge Lorenzo. Rossi pun memuji usaha Ducati, walaupun dia sempat khawatir dengan kemampuan untuk mempertahankan kecepatan.
"Ini sebuah hasil penting bagiku, bagi tim, dan semua orang yang bekerja untukku dan yang tidak pernah menyerah menghadapi momen sulit, serta bagi Ducati," tambah juara dunia tujuh kali MotoGP ini. "Orang-orang di Bologna sudah bekerja keras untuk proyek ini dan sekarang kami sampai kepada balapan yang hebat untuk meraih podium. Terima kasih kepada semua orang atas hasil yang hebat ini."
Sumber :
Editor :
A. Wisnubrata

Rossi Babak Belur tapi Tak Mau Kalah KO


AFP/GIUSEPPE CACACEPebalap Ducati, Valentino Rossi, yang tampil dengan desain helm yang unik di GP San Marino akhir pekan ini.

SAN MARINO, Kompas.com - Bukan namanya Valentino Rossi jika tak menghadirkan hal baru dalam penampilannya di ajang MotoGP. "The Doctor" memperlihatkan itu di GP San Marino pada akhir pekan ini, di mana dia tampil di Sirkuit Misano dengan desain unik pada helmnya.

Juara dunia tujuh kali MotoGP ini melukiskan dirinya sebagai seorang petinju yang sedang babak belur dihajar lawan, dengan mata bengkak dan lebam menutupi wajahnya. Dia juga tampak sempoyongan sehingga bersandar di tali, tetapi tidak mau menyerah. Satu mata biru dan memar, serta beberapa gigi rontok.

Namun, Rossi dalam versi kartun ini tampak masih bisa tersenyum meskipun sedang dalam situasi yang sangat sulit. Dia pun memunculkan pertanyaan yang ironis, "bagaimana saya pergi?".

Peraih sembilan gelar juara dunia grand prix ini ingin melupakan hasil di Mugello beberapa waktu lalu. Rossi berharap, balapan di Misano, yang jaraknya hanya beberapa mil dari rumahnya, yang juga menjadi penampilan terakhirnya bersama Ducati di depan publik Italia, bisa memberikan hasil yang lebih baik. Dia ingin meninggalkan kenangan indah sebelum kembali bergabung dengan Yamaha pada musim depan.

Pada sarung tangan terdapat tulisan "Samprelast" yang dalam bahasa Inggris memiliki arti rusak. Ini melukiskan kondisinya dahulu, di mana dia mengalami kesulitan. Tetapi di Misano ini, Ducati membuat perubahan penting dengan memakai sasis dan lengan ayun baru, yang membuat Rossi siap menghadapi pertarungan.

Sumber :
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi Ebo

Rossi Tak Akan Ubah Keputusan Tinggalkan Ducati


AFP/GABRIEL BOUYSPebalap Ducati, Valentino Rossi (kiri), dan pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, merayakan kesuksesan mereka di GP San Marino, Minggu (16/9/2012). Rossi jadi runner-up, finis di belakang Lorenzo.

KOMPAS.com 
— Valentino Rossi menegaskan bahwa dia takkan menyesal meninggalkan Ducati walaupun Desmosedici semakin kompetitif. "The Doctor" mengakui, dirinya tak pernah berpikir ulang untuk bertahan di Ducati, setelah finis di posisi kedua pada GP San Marino, Minggu (16/9/2012), yang menjadi penampilan terakhirnya bersama Ducati di depan fans Italia.

Hasil di Sirkuit Misano itu merupakan pencapaian terbaik Rossi bersama Ducati di lintasan kering sejak dia bergabung dengan tim Italia tersebut pada 2011. Juara dunia tujuh kali MotoGP ini finis di belakang pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, dan terpaut 4,4 detik dari pimpinan klasemen sementara tersebut.

Tampaknya, pengembangan yang dilakukan Ducati mulai menuju ke arah yang benar. Penggunaan sasis baru serta lengan ayun baru dalam balapan tersebut memperlihatkan kemajuan yang cukup signifikan. Akan tetapi, Rossi tak bisa lebih lama menikmati hasil pengembangan tersebut karena musim depan dia sudah kembali bergabung dengan Yamaha untuk menjadi tandem Lorenzo.

"Sayang sekali, di MotoGP kami mulai membicarakan tentang tahun depan terlalu cepat. Jadi, kami harus membuat keputusan lebih awal dalam sebuah musim," ujar Rossi seperti dilansir Crash.net, Senin (17/9/2012).

"Tetapi, tidak (berpikir lagi). Pilihan sudah diambil untuk tahun depan dan sekarang bagiku, ini sangat penting untuk mencoba dan memperbaiki motor, serta membuat sejumlah hasil yang lebih baik dari sekarang hingga akhir karena itu berarti pekerjaan kami bagus."

"Juga, jika para pebalap lain bisa menggunakan Ducati untuk melawanku (tahun depan) maka itu merupakan hal yang positif."

Meskipun meraih hasil bagus di Misano, Rossi, yang mengambil keuntungan dari penggunaan sasis baru dan lengan ayun baru di balapan tersebut, menepis peluangnya untuk memenangi lima seri terakhir. Akan tetapi, dia merasa motivasinya akan lebih tinggi lagi.

"Jika aku bisa (menang) maka itu akan menjadi hal yang hebat bagiku dan juga bagi Ducati," ujarnya. "Aku tidak tahu karena Lorenzo, Pedrosa, dan Stoner tahun ini sangat cepat. Hari ini semuanya bagus, tetapi kami masih 4,4 detik (dari pemenang) sehingga kami harus bekerja lagi."

"Setiap balapan memiliki kisah berbeda, tetapi bisa datang ke sirkuit dengan motivasi yang bagus, sadar bahwa mungkin bertarung untuk hasil bagus, banyak mengubah sesuatu."

Ketika diminta mengklarifikasi komentarnya yang lebih awal tentang para pebalap MotoGP harus memutuskan masa depannya lebih awal dalam sebuah musim, Rossi, yang mengonfirmasi dirinya kembali bergabung dengan Yamaha pada 10 Agustus lalu mengatakan,

"Setelah tiga atau empat balapan pertama, setiap orang di MotoGP mulai berbicara tentang tahun depan. Bagiku, itu terlalu cepat. Memulai pembicaraan setelah Brno (Agustus), seperti 10 tahun lalu, lebih baik."

"Tetapi, ini seperti sekarang dan aku tidak ingin mengubah pilihanku untuk tahun depan."

Hasil di Misano itu merupakan podium ketiga Rossi bersama Ducati, sejak dia datang dari Yamaha pada awal musim 2011. Tambahan 20 poin dari seri ke-13 tersebut membuat Rossi, yang tampil dengan helm desain khusus yang menggambarkan dirinya sebagai petinju dan sedang bersandar di tali ring, naik ke posisi keenam klasemen sementara.
Sumber :
Crash.net
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi Ebo

Jumat, 21 September 2012

Lorenzo Puji Penampilan Rossi


AFP/GABRIEL BOUYSPebalap Yamaha, Jorge Lorenzo (depan), diikuti pebalap Ducati, Valentino Rossi, pada balapan di Sirkuit Misano, San Marino, Minggu (16/9/2012). Lorenzo juara dan Rossi runner-up.

MISANO, KOMPAS.com — Pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, memuji penampilan Valentino Rossi yang impresif di Sirkuit Misano, San Marino, Minggu (16/9/2012). Dalam balapan sebanyak 27 lap itu, Rossi finis di posisi kedua, di belakang Lorenzo yang memang tampil sangat dominan.

"Jujur, Valentino sangat berani dalam balapan ini," ujar Lorenzo, seperti dilansir Crash.net, Senin (17/9/2012). "Dia membalap dengan cara yang sangat bagus. Hanya finis empat detik di belakangku dengan Ducati merupakan sebuah balapan yang bagus.

"Terutama di pertengahan balapan, dia bisa mendekati sehingga saya harus lebih mendorong lagi."

Lorenzo tak mendapat perlawanan sengit dalam lomba tersebut sehingga dia dengan cukup mudah meraih kemenangan keenam sepanjang musim 2012, sekaligus melicinkan jalan untuk merengkuh gelar keduanya di ajang MotoGP. Juara dunia 2010 ini menyentuh garis finis dengan keunggulan 4,4 detik dari Rossi. Rival berat Lorenzo, Dani Pedrosa, tak bisa melanjutkan balapan setelah kecelakaan di lap kedua.

Musim depan, Lorenzo dan Rossi kembali menjadi rekan setim setelah Rossi sepakat menandatangani kontrak berdurasi dua tahun dengan tim Jepang tersebut. Ini berarti mereka kembali mengulangi kisah yang sempat terajut antara 2008-2010, sebelum Rossi pindah ke Ducati.

Dengan kemenangan di Misano ini, Lorenzo makin mantap di puncak klasemen. Juara dunia 2010 ini unggul 38 poin atas pebalap Repsol Honda, Pedrosa. Dengan lima seri tersisa, peluang Lorenzo untuk menjadi juara kian terbuka lebar meskipun Pedrosa pun memiliki kans serupa.
Sumber :
Crash.net
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi Ebo

Lorenzo Juara, Pedrosa Sial, Rossi Persembahkan Kado Manis


AFP/GABRIEL BOUYSPebalap Yamaha, Jorge Lorenzo.

MISANO, Kompas.com
 - Pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, menjuarai GP San Marino, Minggu (16/9/2012), ketika rival terberatnya dari tim Repsol Honda, Dani Pedrosa, mengalami nasib buruk. Dengan hasil ini, Lorenzo kembali menjauh dari kejaran Pedrosa, dengan keunggulan 38 poin atas kompatriotnya dari Spanyol itu, dan balapan tersisa lima seri lagi.

Balapan di Sirkuit Misano ini pun menjadi arena pertunjukkan Valentino Rossi, yang sukses finis di posisi kedua. "The Doctor" membuktikan tekadnya, yang ingin mempersembahkan hasil bagus sebagai kado perpisahan dengan Ducati dalam balapan terakhir di depan publik Italia.

Posisi ketiga ditempati pebalap Gresini Honda, Alvaro Bautista, yang berhasil mengatasi tekanan pebalap Yamaha Tech 3, Andrea Doviziso, menjelang akhir balapan. Pada tikungan terakhir sebelum menyentuh garis finis, Dovizioso nyaris melewati Bautista, tetapi pebalap Spanyol ini sukses mempertahankan posisi dengan keunggulan hanya 0,03 detik.

Jalannya balapan

Saat lampu merah padam tanda balapan dimulai, Rossi melakukan start yang bagus karena dari urutan keenam, dia langsung menyodok ke posisi kedua, persis di belakang Lorenzo yang menjadi pebalap terdepan. Ini terjadi karena Pedrosa, yang meraih pole position, harus start dari posisi paling belakang akibat mengalami masalah mesin, sehingga harus mengganti motor.

Namun di lap kedua, nasib buruk menimpa Pedrosa, yang mengalami kecelakaan. Ketika sedang berusaha merangsek ke depan untuk memperbaiki posisinya, dia dihantam pebalap Pramac Ducati, Hector Barbera, saat akan menikung ke kiri. Pedrosa pun harus melupakan impian untuk meraih poin di balapan seri ke-13 ini.

Tanpa Pedrosa, Lorenzo tak mendapat perlawanan berarti. Rossi yang berusaha membuntutinya belum mampu bersaing karena hingga lap kelima, "The Doctor" tertinggal lebih dari 1 detik. Persaingan seru justru untuk memperebutkan posisi kedua, karena Stefan Bradl, Andrea Dovizioso, dan Alvaro Bautista terus membuntuti Rossi.

Kecelakaan juga menimpa pebalap Yamaha Tech 3, Cal Crutchlow, yang jatuh di lap kelima, ketika berusaha melewati Dovizioso. Kegagalan ini membuat Crutchlow tak bisa membuka harapan untuk membuat sejarah sebagai pebalap Inggris pertama setelah Ron Haslam pada 1987, yang berhasil naik podium secara berturut-turut.

Pada balapan di Brno, Ceko, Crutchlow berhasil finis di posisi ketiga. Di Misano ini, Crutchlow berpeluang melakukannya, apalagi Pedrosa sudah terlebih dahulu meninggalkan balapan. Sayang, impian membuat back-to-back itu sirna, karena mantan pebalap Superbike itu pun gagal melanjutkan lomba.

Memasuki lap ke-14, Lorenzo terus membuat jarak dengan Rossi karena juara dunia 2010 tersebut sudah memimpin 4,587 detik. Sementara itu Rossi kian kuat mendapat tekanan dari Bradl, Dovizioso dan Bautista. Tetapi juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut terus bertahan. Tampaknya, sasis dan lengan ayun baru yang dipakai dalam balapan ini bekerja dengan baik, sehingga sampai dengan separuh balapan, Rossi bisa bertahan di barisan depan.

Pada lap ke-16, Bautista naik satu strip ke posisi keempat, setelah menyalip Dovizioso. Selanjutnya, pebalap Gresini Honda ini mulai mengincar Bradl di posisi ketiga. Benar saja, pada lap ke-19, Bautista, yang menjuarai GP San Marino pada 2008 ketika masih di kelas 250 cc, berhasil menyalip Bradl. Sementara itu Lorenzo kian jauh di depan dengan keunggulan 5,524 detik atas Rossi.

Bautista, Bradl, dan Dovizioso bertarung ketat memperebutkan posisi ketiga. Tiga pebalap tersebut hanya berjarak sekitar 0,2 detik di antara mereka, sedangkan Rossi agak menjauh karena unggul lebih dari satu detik atas Bautista. Tampaknya "The Doctor" bisa mempertahankan posisinya karena kecepatan Desmosedici GP12 tunggangannya cukup konsisten.

Saat balapan tersisa lima lap lagi, Ben Spies mulai merangsek ke depan untuk memberikan ancaman kepada Dovizioso. Rekan setim Lorenzo ini, yang musim depan akan memperkuat tim Pramac Ducati bersama dengan pebalap Moto2, Andrea Iannone, ikut dalam pertarungan memperebutkan posisi keempat. Sementara itu Bautista mulai sedikit lepas dari tekanan.

Satu lap berselang, Bradl harus terima kenyataan turun dua strip sekaligus karena lebih dulu dilewati Dovizioso, sebelum Spies pun melakukan hal serupa. Dengan demikian, Dovizioso dan Spies yang bertarung untuk memperebutkan posisi keempat. Mereka juga kian merapat dengan Bautista di urutan ketiga.

Di lap terakhir, Dovizioso, yang musim depan gantikan Rossi di Ducati, persis di belakang Bautista. Tetapi pebalap Italia ini tak mampu meraih posisi ketiga, karena dia sedikit lebih lambat menyentuh garis finis.

Lorenzo dengan nyaman meraih kemenangan karena dia unggul 4,398 atas Rossi, yang finis di peringkat kedua. Tetapi bagi Rossi, hasil ini menjadi sebuah prestasi yang besar, karena sesuai janjinya, dia mampu memberikan hasil membanggakan sebagai kado perpisahan dengan Ducati di depan publik Italia.

Ya, GP San Marino ini menjadi balapan terakhir Rossi bersama Ducati di rumah sendiri. Pasalnya, musim depan dia akan kembali bergabung dengan Yamaha, untuk menjadi tandem Lorenzo. Pengembangan Ducati di seri ini memberikan hasil yang memuaskan, karena Rossi bisa mengalahkan para lawan yang pada seri-seri sebelumnya sulit dikalahkan.

Setelah balapan ini, para pebalap langsung mempersiapkan diri menghadapi seri ke-14 di Sirkuit Motorland Aragon. Balapan tersebut akan berlangsung pada 30 September mendatang.

Sumber :
MotoGP
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi Ebo

Dubes AS Akan Datangi PKS Bahas Film 'Innocence of Muslims'


JAKARTA, KOMPAS.com — Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Scot Marciel akan mendatangi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jumat (21/9/2042). Kedatangan Scot untuk membahas kontroversi film Innocence of Muslims.
Hal itu disampaikan oleh Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 13 Pilkada DKI Jakarta, di Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (20/9/2012).
"Besok siang, jam setengah 10, Duta Besar Amerika Serikat akan datang ke Fraksi PKS di DPR untuk kita mendialogkan tentang masalah film Innocence of Muslims itu yang menghadirkan beragam kegaduhan di tingkat internasional," kata Hidayat yang baru saja diangkat sebagai Ketua Fraksi PKS DPR itu.
Menurutnya, film produksi AS yang beredar di YouTube itu justru merugikan AS. Tak hanya di Indonesia, film ini menuai protes di berbagai negara, seperti Mesir dan Libya. Di Libya, aksi anarkistis bahkan terjadi hingga menewaskan empat warga AS, termasuk Dubes AS untuk Libya, Christopher Stevens.
"Jadi, ini harus ada pemahaman di Amerika, justru mereka sangat dirugikan dengan hadirnya film yang dibuat di negeri mereka. Karenanya, harusnya AS justru berada di garis terdepan untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan dibiarkan kemudian jadi masalah merugikan kepentingan Amerika," ujar mantan calon Gubernur DKI Jakarta 2012 ini.
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi Ebo

Usman: 'Innocence of Muslims', Wujud Intoleransi


TRIBUNNEWS/HERUDINPengunjuk rasa dari Forum Umat Islam (FUI) bentrok dengan aparat kepolisian di depan Kedubes Amerika Serikat Jakarta Pusat, Senin (17/9/2012). Unjuk rasa memprotes film yang dinilai melecehkan Islam berjudul The Innocence of Muslims yang dibuat di Amerika Serikat.

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pendiri Institut Kebajikan Publik dan aktivis change.org, Usman Hamid, menilai film Innocence of Muslims adalah bentuk intoleransi yang paling buruk. Film tersebut sama sekali tidak memenuhi standar sebuah film dan dibuat hanya untuk meruntuhkan wujud toleransi antarumat beragama yang telah dijalin dengan baik dalam pergaulan antarbangsa.
"Tidak ada toleransi untuk intoleransi. Film Itu menjurus pada bentuk sikap intoleransi yang paling buruk dari yang pernah ada," ujar Usman kepadaKompas.com, Jakarta, Jumat (21/9/2012).
Usman menjelaskan, Pemerintah Amerika Serikat mengambil sikap yang tegas. AS harus mengkaji ulang kebijakan mengenai kebebasan berekspersi. Pasalnya, film ini memicu ekses di sejumlah negara Muslim, seperti Mesir dan Libya, serta berujung pada kematian seorang duta besar Amerika Serikat.
Dia mengungkapkan, selama ini Amerika Serikat masih mereservasi ketentuan Pasal 21 ICCPR mengenai pembatasan atau limitasi kebebasan berekspresi. Reservasi, lanjutnya, adalah kebijakan di mana sebuah pemerintahan menyatakan bahwa dirinya tak terikat pada sebuah aturan. Sebab itu, dapat dijelaskan bahwa Pemerintah Amerika Serikat tidak terikat dengan Pasal 21 ICCPR yang bertujuan untuk meminimalkan sikap intoleransi.
"Pasal 21 itu isinya adalah larangan terhadap ekspresi advokasi yang berdimensi kekerasan ataupun diskriminasi berdasarkan kebencian ras, etnis, nasionalisme, dan agama," ungkapnya.
Dia kemudian mencontohkan Pemerintah Inggris yang melarang politisi Belanda, Geert Wilder, pembuat film Fitna, masuk ke wilayah Inggris. Menurutnya, sikap dari Pemerintah Inggris tersebut sudah benar, yaitu mengambil jalan tidak ada toleransi untuk intoleransi. Dia menegaskan, Pemerintah Indonesia sebagai negara dengan pemeluk Muslim terbesar dapat berbuat banyak lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan mengajukan nota keberatan atas sikap reservasi Amerika Serikat.

Penulis : Aditya Revianur
Editor :
Hindra

Innocence of Muslims, Film Murahan!


Damien Dematra

JAKARTA, KOMPAS.com 
- Pelaku seni Damien Dematra menilai film Innocence of Muslims yang menghebohkan sebagian umat Islam hanyalah upaya provokasi. Damien pun mengkritik film yang menjadi sarana memecah belah kerukunan antarumat beragama tersebut.
"Teknik filmnya terbatas sekali dan editing-nyajumping. Jelas kalau itu film dibuat dengan biaya minim atau kasarnya film murahan," kata Damien dalam acara 1000 Hari Gus Dur dan Hari Perdamaian Sedunia di Jakarta, Jumat (21/9/2012).
Lebih lanjut, Damien menjelaskan, rumor bahwa film tersebut didanai oleh Yahudi tak terbukti. Produser film itu, Nakoula Basseley Nakoula, kerap menggunakan nama alias "Sam Bacile", seorang kelahiran Mesir.
Dia meminta agar umat Islam untuk tidak terprovokasi dengan melakukan tindak kekerasan. Pasalnya, hal ini dapat memicu hadirnya pelecehan terhadap Nabi dalam bentuk yang baru.
"Umat Islam jangan sampai terpancing. Sebab, jika sampai terpancing, mereka (penghina Nabi) akan semakin di atas angin dan mengulangi hal serupa (pelecehan Nabi)," tambahnya.
Dia menghimbau, umat Islam harus tetap tenang, namun kritis dengan cara mengupayakan pelaku penistaan untuk diseret ke pengadilan.

Penulis : Aditya Revianur 
Editor :
Hindra